Sabrina Mandasari

Just Think Of You As The Pages In My Diary

Kertas Kosong

blank-sheet-of-paper-15be00
(Foto : Google)

Denpasar — Selasa, 6 Januari 2015

Kosong. Apa yang akan kau lakukan jika dihadapanmu hanya ada selembar kertas kosong? Atau malah ada tiga lembar kertas kosong. Apa kamu akan melipatnya? Membakarnya? Menulisnya? Atau kau malah akan membuangnya? Kukira kau akan mewarnainya. Entah itu dengan warna merah, kuning, hijau, atau biru. Sebenarnya aku tak tahan jika melihat kertas kosong. Ingin rasanya aku menuliskan sesuatu. Entah itu memo, daftar belanja, rencana hari ini, atau curhatan.

Jika kau punya kertas kosong, apa aku akan memberikannya kepada orang lain? Tentu saja. Tapi sebagiannya akan kusimpan dirumah. Aku berencana menulis beberapa catatan untuk blog-ku. Kadang sebuah kertas kosong membuatku ingin bercerita. Seperti halaman kosong di blog ini. Aku mulai memutar bola mataku, mencari ide kesana-kemari. Jemariku mulai mengetik di laptop yang sudah lama menemaniku dari dulu. Sesekali aku melihat keluar jendela, ada hujan turun rintik-rintik dan udara dingin datang menghampiri. Aku merasa sejuk dan damai.

Jika kau punya kertas kosong, apa kau akan membaginya kepadaku? Kau pasti tahu sekali kalau aku sangat suka menulis. Dan aku masih ingat beberapa diary pemberian orang-orang terdekatku. Mereka memberiku wadah, kertas kosong itu untuk kutulis lembar demi lembar. Kadang dalam menulis kertas kosong itu aku ditemani oleh musik. Lagu yang kupilih tentu yang aku suka atau lagi hits saat ini. Hal itu membuatku lebih nyaman dalam menulis, ide-ide semakin berkeliaran di sekitarku. Tapi kadang aku juga menulis kertas kosong dalam sepi. Mungkin ketika aku sedang jenuh atau sedang tak ingin diganggu siapapun.

Apa sebuah kertas kosong dapat mengganggumu? Tidak. Seperti hobiku dulu, aku mengoleksi kertas surat. Kertas surat kosong dengan berbagai macam disain. Hhmm, aku jadi ingat jaman surat-menyurat dulu. Aku sering berkirim surat dengan sahabatku di luar kota. Lain dengan sekarang yang sudah canggih, berkomunikasi lewat internet seperti email, atau itu dengan media social facebook, twitter, path, instagram, line, whatsapp, dan lain-lain. Tapi tak apa, sebelum kamu menuliskan pesan di media social, itu kan halaman kosong juga. Jadi boleh dibilang, kamu ‘bertarung’ dengan sebuah kertas kosong.

Aku membeli kertas surat kosong bukan berarti aku akan menulis surat kepada seseorang saja. Sebagian besar aku simpan untuk koleksi. Aku suka melihat modelnya. Aku ingat dulu sering membeli kertas surat. Tapi aku lupa dimana kertas surat itu sekarang berada. Apa terselip diantara barangku, sudah hilang, basah, atau tertinggal di suatu tempat? Aku benar-benar tak tahu.

 

Single Post Navigation

One thought on “Kertas Kosong

  1. Wow, fantastic blog layout! How long have you been running a blog for?

    you made running a blog glance easy. The full look of your web site is great, as well as the content!

Leave a comment