Sabrina Mandasari

Just Think Of You As The Pages In My Diary

Diary Writer Part 2

Bali – Sabtu, 8 April 2023

My Journal. Jadi, apa beda jurnal dan diary? Kalo menurutku hampir sama. Cuma istilah jurnal yang lagi tren saat ini. Sampai Gek Fara dan Gek Sacha bilang gini ke aku : “Kak Abi, minta jurnal.”. Mereka tidak mengatakan diary karena di sosmed adalah tentang jurnal. Jurnal jaman now pun semakin menarik karena di tiktok diperlihatkan video jurnal yang berisi stiker, berbagai kertas kecil untuk ditempel, stempel, dan hal lainnya. Aku pun sempat membeli peralatan jurnal jaman now ketika pergi ke sebuah mall. Aku sampai buat video tentang jurnal jaman now. Hehe. Ya aku masih suka membeli jurnal / diary / notebook yang beraneka ragam. Karena mereka terlihat lucu dan menggemaskan bagiku.

Journaling Prompts. Permintaan jurnal. Istilah sekarang tuh. Petunjuk atau ide yang bisa dipakai untuk menuliskan jurnal. Contohnya yaitu hal apa yang membuatmu senang tiap hari, tuliskan surat untuk dirimu di masa depan, kemampuan apa yang ingin kamu pelajari, dan sebagainya. Banyak banget prompts tersebar di internet yang bisa membantu untuk menulis.

My Diary. Kapan aku pertama kali mendengar istilah diary? Sejak aku punya diary pertama kali, itu SMP kelas 1 yaitu tahun 2001. Ada tulisan ‘diary’ di sampul buku itu. Awal menulis diary aku sempat menuliskan ‘Dear Diary’. Hihihi. Jadul ya. Sampai lagu “Diary” by Alicia Keys aku jadikan original soundtrack untuk diary-diaryku saking menghayatinya. Hahaha. Terkadang aku sangat tertarik jika suatu film bercerita tentang kehidupan penulis / diary. Tanpa pikir panjang langsung aku tonton. Sampai saat ini diaryku berjumlah 23 buah, belum lagi aku nulis di beberapa jurnal lainnya. Jurnal lainnya aku pakai untuk menulis ide sementara atau rangkuman pengetahuan serta curcol yang mendadak. Kalo diary aku pakai menuliskan kegiatan sehari-hari yang lebih detail serta perasaanku ketika mengalaminya. Akhir-akhir ini aku sibuk jadi belum sempat nulis diary lagi. Hehehe. It’s okay. Nulis diarynya jangan dijadikan beban. Nulis dimana aja dan kapan aja juga boleh.

Diary Writer. Aku sering menyebut kata-kata ‘Diary Writer’. Ada apa dengan itu? Diary Writer itu sepertinya aku banget. My life. My identity. Aku pengen menjadikannya sebuah merek. Diary Writer adalah milik Sabrina Mandasari. Hehehe. Mulai deh aku berkhayal tingkat tinggi. Di youtube aku sudah membuat beberapa episode Diary Writer yaitu obrolanku mengenai isi diaryku. Kadang aku berpikir untuk menjadikan “Diary Writer” sebuah judul cerita. Kalo boleh nih, Diary Writer adalah judul buku punyaku. Ahihihi. Kok bilang judul doank sih? Buat ceritanya kapan? Hehe, biasa sekali aku nih, suka daydream mulu.

A place for writing. Aku sekarang berada di…. boleh dikatakan meja serba guna di ruang tengah, karena bisa dipakai meja makan atau meja kerja atau meja untuk menulis. Aku duduk di kursi dengan bantal duduk berwarna biru tua. Aku suka duduk berlama-lama dengan bantal biru tua ini. Entah sambil nonton film, denger musik, menulis catatan atau hanya sekedar daydream. Bagaimana pemandangan disini, di ruang tengah? Hhmm. Cukup banyak barang. Ada cukup snack / cukup makanan ringan dan cukup minuman. Ada juga poster pemandangan sungai yang menutupi jendela, yang didominasi warna hijau dan cokelat. Di sebelah meja menulis, ada sebuah rak buku 4 tingkat berwarna merah. Rak buku itu sudah hampir penuh. Disana ada buku / novel favorit, buku antologi puisi yang memuat puisiku, serta notebook.

Buku Catatan. Aku menemukan buku catatan ini. Atau buku catatan ini yang menemukanku? Pantaskah aku berpendapat? Apakah aku akan didengar? Siapa yang mau mendengarkanku? Tuhan, apa kabar? Hhmm. Aku menemukan diriku berdialog dengan diriku sendiri. Tanya jawab yang ramai. Saling menyahut. Apa Spiderman ada dalam pikiranku? Tidak untuk saat ini. Aku lagi pengen makan lasagna. I suka lasagna. Lalu? Oh ya. Waktu ini aku membuat suatu cerita untuk lomba menulis di instagram. Judulnya Amanda Ramona. Hihihi. Keren ya namanya? Aku suka dengan nama Amanda. Mungkin aku harus lebih ‘sadar’ dengan hal yang aku suka dan dengan hal yang tidak aku suka. Apa hal yang tidak aku suka? Diantaranya yaitu jika orang membatalkan janji, something yang ruwet, orang sombong, orang sok tahu, beberapa nama orang yang aku baca di jalan namun aku punya pengalaman tidak asik dengan yang punya nama. Seketika mood aku menjadi jelek. Ahahahaha. Drama gong banget, ih.

Aku akhir-akhir ini lagi baca buku (pdf) judulnya “Berani Tidak Disukai” karya Ichiro Kishimi dan Fumitake Koga, penulis asal Jepang. Aku baru baca sampai halaman 125 dari 350 halaman. Beberapa kalimatnya memberikan sedikit ‘kesadaran’ padaku. Diantaranya “Bukan dunia yang rumit. Tapi kaulah yang membuat dunia ini rumit.“. Bisa jadi itu benar. Maka dari itu berpikirlah yang ‘luas’. Jadi hal yang rumit bukan berasal dari dunia. Jangan salahkan dunia terus. Penyebabnya mungkin adalah manusianya. “Yang penting bukanlah dengan apa seseorang dilahirkan, namun bagaimana dia memanfaatkannya.“. Ini mungkin berarti jangan menyerah karena hanya masa lalu yang kurang baik. Jadilah berguna saat ini dengan menggunakan hal-hal yang ada disekitar kita. “Hidup ditentukan tepat di titik ini. Ya, karena masa lalu itu tidak ada.“. Mungkin yang dimaksud adalah jangan terbuai dengan masa lalu. Sadarlah dengan saat ini. Waktu sekarang adalah yang kita punya untuk mengupayakan masa depan yang lebih baik.

Single Post Navigation

Leave a comment